Pernahkah terlintas di benak Anda, saat dimana
Anda bangun dari tidur dan kemudian melakukan suatu aktivitas tanpa mengetahui
kenapa aktivitas itu Anda lakukan? Untuk apa aktivitas itu Anda kerjakan? Bagaimana
cara Anda menyelesaikan aktivitas tersebut?
Seluruh pertanyaan tersebut tidak akan dapat
terjawab jika sebelum tidur, Anda tidak memikirkan hal yang akan Anda lakukan nanti.
Dengan kata lain, seluruh aktivitas yang esok hari akan dilakukan harus
mendapat legitimasi perencanaan pada hari sebelumnya. Minimal perencanaan yang
dimaksud adalah menetapkan tema aktivitas yang akan Anda lakukan.
Ilustrasi sederhana dalam dunia industry, Col.
Sanders tidak akan pernah menjadi terkenal melalui Kentucky Fried Chicken jika
dirinya tidak menetapkan apa yang akan dia lakukan esok hari. Pada tahun 1939,
Col. Sanders menjual ayam goreng di restorannya sendiri di Corbin, Kentucky. Lambat
laun, dengan kerja keras, komitmen yang teguh serta perencanaan yang
terevaluasi setiap waktu, kemudian berhasil membuka restoran Kentucky Fried
Chicken (KFC) pada tahun 1952. Kini KFC menjadi brand internasional dengan
40.000 cabang yang tersebar di 130 negara bagian di dunia. Pertanyaan yang
mungkin muncul di benak Anda kemudian adalah bagaimana menjalankan perusahaan
tersebut dan menjadi salah satu waralaba besar yang tersebar ke 130 negara di
dunia? Kesuksesan yang diraih KFC hingga saat ini tidak terlepas dari peran manajemen.
Menejemen yang baik dapat mengelola perusahaan yang sangat rumit sekalipun
perusahaan tersebut berada di seluruh Negara.
Hingga saat ini, manajemen menjadi topic utama dalam
setiap sendi kehidupan manusia. Manajemen mengambil peran penting guna mencapai
titik maksimal manusia dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Bagaimanapun sulitnya
sebuah tujuan untuk dicapai, jika telah memenuhi unsur manajemen yang optimal
maka tujuan tersebut menjadi hal yang mungkin saja diraih dengan sempurna. Namun,
bagaimanapun mudahnya sebuah tujuan untuk digapai, jika tidak memenuhi unsur
manajemen yang baik maka dapat dipastikan tujuan tersebut mustahil untuk
diperoleh.
Sebagai sesuatu yang urgen, manajemen memiliki
makna tersendiri bagi setiap pandangan yang dikeluarkan oleh para ahli di
bidangnya. Beberapa pandangan tentang definisi manajemen, yaitu:
- Manajemen adalah suatu proses saat suatu kelompok orang bekerja sama mengarahkan orang lainnya untuk bekerja mencapai tujuan yang sama (Massie dan Douglas).
- Manajemen adalah suatuu proses bekerja sama dengan dan melalui lainnya untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan secara efisien menggunakan sumber daya yang terbatas di lingkungan yang berubah-ubah (Kreitner).
- Manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, aktivitas anggota organisasi dan kegiatan yang menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan (Stoner, Freeman dan Gilbert).
- Manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisen (jones dan George).
- Management is the art of getting things done through the others (Follet).
Dari kelima definisi tersebut, kata kunci dari
masing-masing pandangan (menurut Hanafi) adalah sebagai berikut:
- Proses yang merupakan kegiatan yang direncanakan,
- Kegiatan merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan dan mengendalikan yang sering disebut fungsi manajemen,
- Koordinasi kegiatan,
- Tujuan organisasi yang ingin dicapai melalui aktivitas tersebut,
- Sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut,
- Pencapaian tujuan denan efektif dan efisien.
Berdasarkan pada kata kunci yang disarikan dari
pandangan sebelumnya, maka dapat disimpulkan pengertian manajemen bahwa
manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan dan
proses evaluasi kegiatan demi tercapainya tujuan yang diharapkan melalui pengelolaan
seluruh sumber daya yang dimiliki. Pada kenyataannya, manajemen hadir sebagai
sebuah solusi dari pencapaian tujuan yang dapat dilakukan secara efektif dan
efisien. Tanpa adanya peran manajemen, tujuan yang ada pada individu (manusia)
maupun pada organisasi (laba atau nirlaba) tidak akan pernah tercapai secara
efektif dan efisien.
Perkembangan dunia yang modern saat ini,
menuntut organisasi tidak hanya mencapai tujuannya saja, melainkan juga harus
memperhatikan nilai tambah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Nilai tambah
yang dimaksudkan adalah pengelolaan sumber daya yang ada, tidak hanya focus pada
tercapainya tujuan melainkan efektif dan efisiennya proses tersebut dalam
mencapai tujuan yang dimaksud. Sehingga dalam kenyataan ini, tolok ukur manajer
(red: pemimpin) yang berprestasi tidak hanya pada pekerjaannya yang selesai
dilaksanakan melainkan juga proses yang efektif dan efisien dalam melakukan
aktivitas.
Peter Drucker menjelaskan makna efektif dan
efisien melalui pernyataannya yang terkenal yaitu doing the right things (mengerjakan
sesuatu yang benar) dan doing things right (mengerjakan sesuatu dengan
benar). Menurut Drucker, efektif adalam mengerjakan sesuatu yang benar,
sementara efisien adalah mengerjakan sesuatu dengan benar. Efektif merupakan
kemampuan dalam mengerjakan sesuatu yang benar. Efektivitas lebih banyak
mengarah pada pencapaian tujuan, sejauh mana organisasi bisa mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Beda halnya dengan efektif, efisien adalah
kemampuan dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak berlebihan dalam
mengelola sumber daya tersebut hingga tercapai tujuan. Efisiensi lebih pada
pendekatan perbandingan antara input dan output dalam sebuah
organisasi. Semakin kecil nilai perbandingan ini maka semakin tidak efektif
organisasi tersebut dalam mengelola sumber daya yang dimiliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar